Varian Delta Plus Telah Masuk Indonesia, Kenapa Lebih Menular?

Hai Kawula Muda, tetap taati prokes ya!

Ilustrasi varian virus corona Delta Plus. (INDIA,COM)
Sat, 31 Jul 2021

Belum usai “teror” varian virus corona varian Delta, varian Delta Plus kini mulai terdeteksi di beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia.

Mengutip Reuters, Jumat (23/7/2021), varian Delta Plus adalah sub-garis keturunan dari varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India.

Berbeda dengan varian Delta biasa, Delta Plus memiliki mutasi protein lonjakan yang disebut K417N, yatu protein yang memungkinkannya menginfeksi sel-sel sehat.

India melaporkan sekitar 40 kasus varian Delta Plus tengah diamati di negara bagian Maharashtra, Kerala, dan Madhya Pradesh. Kasus Delta Plus paling awal di India adalah dari sampel yang diambil pada 5 April 2021.

Pada 16 Juni 2021, setidaknya 197 kasus Delta Plus telah ditemukan di 11 negara. Negara dengan virus corona varian Delta Plus tersebut meliputi Inggris (36 kasus), Kanada (1 kasus), India (8 kasus), Jepang (15 kasus), Nepal (3 kasus), Polandia (9 kasus), Portugal (22 kasus), Rusia (1 kasus), Swiss (18 kasus), Turki (1 kasus), dan Amerika Serikat (83 kasus).

Varian virus corona Delta Plus. (MEDICAL DIALOGUES)

Lebih mudah menular

Varian Delta menjadi varian yang paling mudah menular dan mendominasi sebagian besar kasus di bebrapa negara seperti India, Amerika Serikat, dan Inggris. Indian SARS-CoV-2 Consortium on Genomics (INSACOG) terus meneliti varian terbaru ini.

Berdasarkan temuan protein pada permukaan varian baru ini, varian tersebut memiliki sifat sebagai berikut:

  1. Lebih mudah menular
  2. Ikatan dengan sel di paru-paru lebih kuat
  3. Berpotensi menurunkan respons antibody monoclonal.

Menurut ahli virus Dr. Jermy Kamil dari Louisiana State University Health Science Center, varian ini paling banyak menyerang orang yang sudah pernah terinfeksi di awal pandemi, orang yang belum mendapat vaksin atau belum mendapat vaksin lengkap.

Dia menambahkan bahwa secara gejala tidak terlalu berbeda dengan varian Delta. Namun, karena sifatnya yang ketiga, berisiko membuat perawatan dengan obat-obatan antibodi monoclonal tidak terlalu efektif.

Contoh obat-obatan antibodi monoclonal adalah actemra dan Kevzara. Meski begitu, belum ada bukti bahwa varian ini membuat angka positif covid-19 meningkat tajam. Sejauh ini, varian terbaru tersebut masih ditemukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit.

Sama seperti varian Delta dan varian lainnya, hingga saat ini salah satu penangkal yang paling ampuh untuk menghindari risiko penularan adalah menggunakan masker.

Berita Lainnya