China Ingin Menguasai Bulan?

Hmm...

Ilustrasi bulan (UNSPLASH/GANAPATHY KUMAR)
Tue, 05 Jul 2022


China dituding ingin menguasai bulan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang mana hal tersebut mereka bantah dengan telak.

“Ini bukan pertama kalinya kepala Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS mengabaikan fakta dan berbicara tidak bertanggung jawab tentang China,” tutur juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian, mengutip CNNIndonesia pada Selasa (05/07/2022). 

Ilustrasi astronot di bulan (UNSPLASH/HISTORY IN HD)

  

Sebelumnya, bos NASA, Bill Nelson, memang menuding ‘penguasaan bulan’ yang dicoba oleh negeri tirai bambu tersebut.

Hal itu terkait pengiriman misi luar angkasa ke satelit bumi tersebut yang belakangan ini semakin gencar dilakukan oleh China. 

Nelson mengatakan bahwa saat ini tengah terjadi ‘perlombaan luar angkasa’ dengan China. Hal tersebut terkait dengan rencana mendirikan pangkalan di Bulan pada 2035 oleh China dan Rusia. 

Menurutnya, jika hal itu terwujud, maka akan menjadi sangat mungkin bagi para astronaut China untuk melakukan eksperimen di bulan mulai 2035 mendatang. 

“Kita mestinya sangat khawatir China mendarat di bulan dan berkata: Ini milik kami sekarang dan Anda tidak boleh masuk,” terang Nelson. 

Selain itu, Neslon juga menyebut adanya teknologi milik China yang dapat menghancurkan satelit ruang angkasa. Misalnya saja lengan robot yang dapat membersihkan puing-puing luar angkasa. 

Nelson pun menjelaskan teknologi tersebut bisa saja digunakan untuk menghancurkan satelit milik orang lain. 

Namun, seluruh klaim tersebut dibantah oleh Zhao Lijian. Ia mengatakan bahwa China selalu mempromosikan pembangunan masa depan bersama bagi seluruh umat manusia di luar angkasa. 

Di sisi lain, NASA juga memiliki program Artemis, yakni pengiriman pesawat berawak untuk mengorbit di bulan mulai 2024 mendatang dan melakukan pendaratan berawak di dekat kutub selatan bulan pada 2025. 

Sebagai informasi, kutub selatan Bulan memang kerap diperebutkan karena diduga memiliki endapan air yang berpotensi menghasilkan bahan bakar roket di masa depan. 

Berita Lainnya