Lukisan Mona Lisa Dijual Rp 808 Triliun

Hai Kawula Muda, karena krisis perekonomian, lukisan Mona Lisa disarankan untuk dijual.

Museum Louvre. (INSTAGRAM/MUSEE DU LOUVRE)
Thu, 28 May 2020

Pandemi corona yang berkepanjangan memunculkan krisis perekonomian di sejumlah negara, tak terkecuali Prancis.

Karena itulah, muncul ide dari Stephan Distinguin, CEO perusahaan teknologi Fabernovel, agar negara menjual lukisan legendaris Mona Lisa karya Leonardo da Vinci, demi menutup kerugian finansial yang terjadi.

Menurut Stephan Distinguin, kerugian bernilai miliaran yang dalami Prancis karena terganggunya aktivitas perekonomian akibat wabah corona, bisa ditanggulangi dengan menjual aset berharga milik negara.

Salah satunya, lukisan Mona Lisa yang berasal dari awal abad ke-16 dan telah lama menjadi daya tarik pengunjung Museum Louvre di Paris.

Distinguin menyarankan, karya seni tersohor itu dijual seharga 54,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 808 triliun.

“Menurut perhitungan kami, krisis ini nilainya tak terduga,” ujar Distinguin seperti dikutip dari New York Post.

Distinguin juga menambahkan, secara hukum dan teknis, solusi menjual aset penting negara ini akan memiliki banyak keuntungan. Itu akan memungkinkan Prancis dan Louvre tetap memiliki hak terhadap lukisan Mona Lisa.

Mona Lisa, lukisan yang tak pernah selesai

Mona Lisa adalah lukisan potret diri Lisa Gherardini, istri pedagang kain Florentine Francesco del Giocondo. Menurut Louvre, Leonardo da Vinci mulai membuat lukisan itu sekitar 1503.

Kemudian Encyclopedia Britannica menjelaskan, lukisan ikonik itu ditemukan di studio sang maestro ketika ia meninggal pada 1519 dan oleh banyak orang dianggap sebagai karya yang belum selesai.

Penelitian yang dilakukan ahli bedah plastik Davide Lazzeri dan ahli saraf Carlo Rossi, mengungkap fakta baru mengapa seniman besar Leonardo da Vinci yang meninggal 500 tahun lalu tidak merampungkan lukisan Mona Lisa yang dibuatnya.


Lukisan Mona Lisa. (INSTAGRAM/MUSEE DE LOUVRE)

 

 

Hasil riset terbaru menunjukkan bahwa sang maestro sempat menderita kerusakan saraf parah pada tangan kanannya. Kerusakan itu ia alami setelah pingsan dan terjatuh. Para peneliti menyimpulkan, cedera itulah yang membuat da Vinci tidak menyelesaikan lukisan Mona Lisa, hingga akhirnya ia meninggal dunia.

Dalam penelitian tersebut, para dokter juga mencatat bahwa da Vinci menggunakan tangan kirinya untuk menggambar dan menulis. Sedangkan tangan kanannya digunakan untuk melukis.

Sementara itu, dalam makalah hasil riset yang dipublikasikan di Jounal of Royal Society of Medicine pada 3 Mei 2019, Lazzeri dan Rossi menyatakan bahwa setelah cedera, da Vinci masih bisa menggunakan tangan kirinya untuk mengajar dan menggambar.

Berita Lainnya