Alasan Korea Utara Melarang Industri K-pop dari Korea Selatan

Bahkan bisa dikenakan hukuman mati kalau bawa budaya Korea Selatan...

Ilustrasi konser K-pop (SHUTTERSTOCK)
Mon, 10 Oct 2022


Budaya Korea Selatan telah menyebar luas di berbagai dunia, apalagi Indonesia. Mulai dari drama, destinasi, bahasa, hingga makanan dan minuman mereka. Apalagi musiknya yang disebut dengan Korean Pop atau K-pop digandrungi banyak remaja dan dewasa.

Sayangnya, Korea Utara tidak boleh menikmati budaya Korea Selatan, nih Kawula Muda, apalagi musik K-pop. Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (07/10/2022), pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un angkat suara.

Diberitakan oleh Daily Star, ada sebuah artikel yang mengklaim bahwa grup K-pop sukses telah "dieksploitasi" oleh label rekaman musik. Disebut juga kalau artis K-pop "terikat pada kontrak yang sangat tidak adil sejak usia dini, ditahan saat pelatihan."

Kemudian, "diperlakukan sebagai budak setelah tubuh, pikiran, dan jiwa mereka dicuri oleh kepala konglomerat terkait seni yang kejam dan korup".

Kim Jong Un sendiri pernah menyebut, musik K-pop sebagai "kanker ganas" yang tidak pantas diikuti.

Media BBC Indonesia menulis, pemerintah Korea Utara juga berupaya untuk menghilangkan penggunaan bahasa gaul dari Korea Selatan, seperti panggilan perempuan kepada suaminya, yaitu "oppa", yang kerap juga disebut untuk panggilan kepada kekasih.

Kim Jong Un melihat banyak para pemuda dan pemudi di Korea Utara menggemari budaya populer tersebut. Hal itulah yang dipikirnya akan menjadi berbahaya bagi Korea Utara, jika warga Korea Utara mengikuti tren di sana, seperti gaya rambut, gaya berbicara dan penampilan.

Musisi K-pop (MUSIC MUNDIAL)

Ada hukuman mati jika mendengar musik K-pop

Dilansir dari Kompas, surat kabar milik pemerintah Korea Utara, Rodong Sinmun, memberikan peringatan kepada generasi muda tentang bahaya mengikuti budaya K-pop.

Aturan itu tercatat di dalam undang-undang terbaru mereka yang berusaha mencegah pengaruh asing. Enggak main-main Kawula Muda, siapa saja yang melanggar akan mendapat hukuman berat, mulai dari kurungan penjara sampai hukuman mati.

"Penetrasi ideologi dan budaya di bawah papan warna-warni borjuasi bahkan lebih bahaya dibandingkan musuh yang mengangkat senjata," tulis artikel tersebut.

Dalam laman BBC Indonesia, warga yang tertangkap mengikuti media dari Korea Selatan, Amerika Serikat atau Jepang, akan menghadapi hukuman mati. Mereka yang tertangkap menonton media asing tadi akan menghadapi penjara selama 15 tahun.

Sebanyak 7 warga dieksekusi

Seperti tidak peduli terhadap aturan di negaranya, Kim Jong Un menemukan warga yang menonton atau mendistribusikan video K-pop. Berdasarkan laman Tempo, ada 7 orang warga Korea Utara yang dieksekusi selama 11 tahun terakhir pemimpin Korea Utara tersebut berkuasa.

Para warga yang ditangkap, ditemukan oleh kelompok hak asasi manusia Transitional Justice Group (TJWG). Mereka adalah organisasi yang berbasis di Korea Selatan dan mewawancarai 683 pembelot Korea Utara sejak 2015. Mereka berupaya memetakan lokasi dan jumlah eksekusi di Korea Utara.

Satu contoh warga yang tertangkap yaitu seorang pria yang menjual CD dan USB secara ilegal yang berisi film, drama, dan video musik Korea Selatan. Sementara enam dari kasus serupa diduga terjadi antara 2012 dan 2014.

Warga dimobilisasi untuk menonton adegan mengerikan dari eksekusi itu, di mana para pejabat menyebut kejahatan sosial yang dikutuk sebelum mereka masing-masing dihukum mati dengan total sembilan tembakan yang ditembakkan oleh tiga tentara.

Penonton berdiri mengantre melihatnya sebagai pesan akan peringatan.

Selain itu, ada pula tentara Korea Utara yang ditangkap akibat menikmati musik K-pop. Dikutip dari laman Kompas, tiga tentara muda kedapatan tengah asyik berjoget lagu salah satu boy group K-pop, BTS pada lagu "Blood, Sweet & Tears" dalam perjalanan ke Gunung Baekdu.

Saat itu kereta yang berjalan dari Pyongyang menuju Hyesan itu berhenti karena mati listrik. Saat itulah mereka menari. Petugas Keamanan dan Pertahanan (DSC) yang melihat itu langsung menarik mereka dan membawanya pergi.

Akhirnya ketiga tentara yang tergabung di Pasukan Udara tersebut dibawa kembali ke markas militer. Tentara-tentara itu berdalih bahwa mereka tidak tahu kalau tarian tersebut berasal dari Korea Selatan.

Punya grup musik sendiri

Girl group asal Korea Utara, Moranbong Band (KUMPARAN)

Meski melarang budaya luar seperti Korea Selatan masuk ke dalam wilahnya, Korea Utara memiliki grup musik sendiri, loh. Girl band ini bernama Moranbong Band.

Moranbong Band atau disebut juga dengan Moran Hill Orchestra adalah idol grup pertama dari Korea Utara yang dibentuk sejak 2012. Hebatnya, mereka dipilih langsung oleh Kim Jong Un dan juga dijuluki sebagai National Treasure! Julukan ini didapati karena anggota Moranbong Band bukanlah sembarangan.

Para member dipilih dari hasil menari dan bernyanyi oleh seleksi yang ketat. Kebanyakan anggota band ini diambil dari mahasiswa Universitas Pyongyang. Bukan hanya bakat dan kepintarannya saja, anggota Moranbong Band juga dipilih berdasarkan latar belakang keluarga. Wanita yang memiliki catatan ideologis bersih yang lolos saja, karena mereka sering tampil di hadapan Kim Jong Un.

Berita Lainnya