Erick Thohir Berharap Indonesia Dapat Beradaptasi dengan Ekosistem Digital pada Era Society 5.0

Kawula Muda, siapa yang kemarin ikut webinar Career Talk UI?

Career Talk UI menghadirkan Menteri BUMN, Erick Thohir pada Sabtu (4/9/2021). (Dok. CAREER TALK UI)
Sat, 25 Sep 2021

Kawula Muda, pada Sabtu (4/9/2021) lalu, Career Talk UI sukses mengadakan dua sesi webinar bertajuk "Realizing Society 5.0" pada sesi ke-3 dan "New Society, New Opportunity" pada sesi ke-4.

Webinar sesi ke-3 menghadirkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Ryan Gozali sebagai Founder dan Commissioner Liga Mahasiswa. Sementara itu, pada webinar sesi ke-4, Career Talk UI ikut menghadirkan Marsudi Wahyu Kisworo sebagai Komisaris Independen PT Rajawali Nusantara dan Vany Yulviany sebagai GM HCBP Delivery dan Support di Telkomsel.

Adapun tips-tips yang diberikan sangat membantu masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dengan ekosistem digital di era Society 5.0 ini.

Erick Thohir menyampaikan bahwa kenyataannya, pandemi Covid-19 telah mempercepat transformasi. Pun dengan meninjau produk domestik bruto (PDB) negara-negara lain di dunia, Indonesia masih belum bisa menyaingi Amerika Serikat yang memiliki nilai PDB sebesar 21 triliun USD dengan 207 unicorn, serta Cina yang memiliki nilai PDB 17 triliun dengan 101 unicorn. 

Sementara itu, Indonesia tercatat memiliki nilai PDB pada angka 1 triliun USD dengan kepemilikan 5 unicorn. Erick berharap bahwa pada tahun 2045, Indonesia bisa menduduki peringkat ke-4 atau ke-5 jika konsep Indonesia Emas tercapai. Untuk itulah, peran BUMN dinilai sangat penting dalam menyukseskan Indonesia.

"Kita harus optimis terlebih dahulu ketika menjalankan sesuatu. Dunia bisnis pasti akan selalu ada risikonya," ujar Ryan Gozali.

Webinar sesi ke-3 bertajuk "Realizing Society 5.0". (Dok. CAREER TALK UI)

 

Ia menjelaskan bahwa dalam konteks era Society 5.0, kita perlu beradaptasi dengan cepat. Pun kita harus selalu mau belajari hal-hal baru. 

Ryan menambahkan bahwa berharap pada sebuah kepastian tidak lain akan membuat kita semakin tertinggal.

"...Maka, penting bagi kita untuk dapat menyeimbangkan antara kenyamanan dan pengetahuan yang ada serta terus selalu bersikap eksploratif dan adaptif," tambah Ryan.

Kondisi pandemi Covid-19 memang memberikan perubahan yang sangat besar. Kegiatan yang sebelumnya dikerjakan manual, kini diganti dengan sistem otomatisasi. Meskipun, revolusi industri era Society 5.0 ini bisa membuat banyak hilang. Namun, akan banyak juga peluang pekerjaan baru yang akan muncul.

Marsudi menjelaskan bahwa Society 5.0 faktanya merupakan sebuah gagasan dari masyarakat Jepang yang mengatakan bahwa manusia tidak perlu bersaing dengan mesin. Namun, harus hidup berdampingan dengan mesin untuk memaksimalkan potensi yang ada.

Artificial Intelligence (AI) lah yang menjadi game changer kedua dalam era Society 5.0 ini, karena bisa mengambil alih pekerjaan manusia seiring berjalannya waktu. Dengan adanya tantangan pada era Society 5.0, Vany berharap setiap orang bisa meningkatkan kreativitas dan kemampuannya dalam menganalisis permasalahan secara kompleks serta menemukan solusinya.

"Mengutip Charles Darwin, spesies yang bisa bertahan bukanlah spesies yang paling pintar, melainkan mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahan," tutup Marsudi.

Berita Lainnya