Startup Digital Tak Jadi Mata Kuliah Wajib, Mahasiswa Diberi Kebebasan Mengambil Jika Berminat

Kawula Muda yang masih kuliah, tertarik belajar soal startup nggak, nih???

Ilustrasi mata kuliah Startup Digital. (FREEPIK)
Thu, 20 May 2021

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memastikan bahwa Startup Digital bukan merupakan mata kuliah wajib. Sebelumnya, mata kuliah tersebut sempat diwacanakan akan menjadi mata kuliah wajib di perguruan tinggi.

Akan tetapi, Paristiyanti  Nurwardani selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Ristek menegaskan bahwa Startup Digital hanyalah bagian dari program Merdeka Belajar. Oleh sebab itu, mahasiswa diberi kebebasan untuk mengambil mata kuliah tersebut atau tidak.

“Kami akan dorong hadirnya mata kuliah Startup Digital pada 2022. Namun, perlu kami luruskan bahwa (mata kuliah tersebut) bersifat opsional,” tutur Paristiyanti melalui keterangan tertulisnya yang dikutip dari CNN Indonesia.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Ristek, Paristiyanti Nurwardani. (Dok. Ditjen Dikti)

 

Paristiyanti menyebutkan, terdapat empat mata kuliah yang tergolong dalam mata kuliah wajib kurikulum (MKWK) nasional. Adapun Startup Digital tak termasuk di dalamnya. Keempat MKWK yang dimaksud Paris adalah Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Pancasila, dan Agama.

“Startup Digital bukan MKWK. Namun, jika otoritas perguruan tinggi ingin menyempurnakan kurikulum yang relevan dalam era digital dengan menjadikan Startup Digital sebagai mata kuliah tambahan atau pilihan, hal tersebut dapat diputuskan secara otonom,” paparnya.

Startup Digital sejatinya merupakan mata kuliah hasil kolaborasi Ditjen Dikti dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang ditargetkan hadir pada 2022. Saat ini, Paristiyanti mengatakan bahwa pihaknya telah mulai melatih dosen-dosen untuk mengampu mata kuliah baru tersebut.

Di sisi lain, Dikti pada 2021 juga berencana menggelar program pelatihan dengan target peserta mencapai 100 ribu orang dari kalangan dosen dan mahasiswa. Program ini diharapkan dapat menjadi wadah pendampingan dan pemberdayaan startup Indonesia melalui enam tahap: ignition, networking, workshop, hacksprint, bootcamp, dan incubation.

 “Melalui (program) ini, mahasiswa dapat semakin mudah mengembangkan diri sesuai minat dan kompetensinya untuk bersaing di dunia kerja,” ungkap Paristiyanti seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Berita Lainnya