Mengenal Tingjing atau Kalungan, Prosesi yang Dilakukan oleh Sisca Kohl dan Jess No Limit

Kawula Muda, Sisca Kohl dan Jess No Limit siap melangkah ke jenjang lebih serius nih!

Sisca Kohl dan Jess No Limit saat gelar prosesi Tingjing. (INSTAGRAM/SUSCA KOHL)
Sun, 09 Oct 2022

YouTuber Sisca Kohl dan Jess No Limit akhirnya membawa kisah cinta mereka ke arah yang lebih serius lagi dengan menggelar prosesi Tingjing.

Momen tersebut dibagikan oleh Jess No Limit dan Sisca Kohl melalui akun Instagram mereka pada Kamis (06/10/2022). Dari unggahannya diketahui bahwa Jess No Limit dan Sisca Kohl telah melakukan prosesi Tingjing pada 10 Agustus lalu dengan dihadiri sejumlah keluarga dekat.

“Kalungan/Tingjing. Mr & Mrs. No Limit 10 Agustus 2022,” tulis pemilik nama Tobias Justin tersebut.

Apa sih sebenarnya tradisi Tingjing itu?

Melansir dari tionghoa.info, prosesi tingjing pada dasarnya adalah prosesi lamaran menurut adat Tionghoa.

Proses Tingjing atau kalungan dilakukan dengan cara memberikan kalung dari pihak calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita sebagai tanda pengikat. Biasanya, calon mempelai pria datang ke rumah calon mempelai wanita. Acara ini biasanya hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat dari calon mempelai.

Sementara itu, untuk prosesi Tingjing ini Sisca Kohl diketahui memakai kalung dari merek perhiasan mewah asal Prancis yaitu Cartier. Sisca diketahui memakai kalung bernama 1895 NECKLACE Platinum Diamond yang tercatat seharga 83,5 ribu dolar AS atau sekitar Rp 1,2 miliar.

Prosesi Tingjing yang dilakukan oleh Sisca Kohl dan Jess No Limit. (INSTAGRAM/SISCA KOHL)

 

Prosesi Tingjing biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang dari suku Hokkian (provinsi Fujian dan sekitarnya, termasuk Taiwan dan masyarakat Tionghoa perantauan di Malaysia, SIngapura, dan Indonesia).

Menurut adat Tionghoa, ada 2 proses pra-nikah yang harus dilakukan oleh calon mempelai. Tradisi tingjing merupakah tahap kedua dari sangjit atau seserahan. Proses sangjit terjadi ketika pihak calon mempelai wanita telah menerima atau menyetujui calon mempelai pria untuk menikah.

Tingjing atau Dingqin dianggap sebagai pertunangan tradisional ala Tiongkok di mana Ding artinya setuju atau menetapkan dan Qin artinya orangtua, atau orang-orang yang memiliki hubungan sedarah.

Tingjing biasanya diawali dengan salah satu perwakilan dari keluarga calon mempelai pria akan menyampaikan tujuan kedatangan mereka. Biasanya ini adalah momen untuk menentukan tanggal pernikahan.

Perwakilan ini tidak boleh sembarangan karena harus orang yang sudah menikah. Setelah itu, orang tua mempelai wanita akan memberikan izin pada putri mereka untuk memakai simbol yang mengikat.

Calon mempelai pria akan mengikat calon mempelai wanita dengan lambang berupa kalung yang dipasang dengan bantuan ibu dari calon pengantin pria.

Setelah itu, kedua keluarga mulai pembicaraan mengenai sangjit atau seserahan, apakah ada permintaan khusus untuk item tertentu dari keluarga calon pengantin atau tidak. Selain itu juga mulai menentukan tanggal pernikahan.

Tanggal pernikahan ditentukan sesuai kesepakatan kedua belah pihak termasuk menyiapkan Bazi masing-masing mempelai. Bazi di Jawa dikenal dengan istilah weton.

Bazi terdiri dari 8 angka yang terdiri dari 2 tanggal, 2 angka bulan, 2 angka tahun, dan 2 angka jam lahir. Bazi itu kemudian dikombinasikan dengan shio, unsur, dan sebagainya. Untuk itu, biasanya diundang pula seorang suhu atau ahli Fengshui dalam acara ini.

Tapi, saat ini banyak orang Tionghoa lebih memilih untuk menentukan tanggal pernikahan berdasarkan tanggal dan bulan unik, atau tanggal bagus yang jatuh di hari sabtu, minggu atau hari libur.

Namun, zaman sekarang lebih banyak keluarga melangsungkan proses tingjing bersamaan dengan sangjit agar menghemat waktu.

Sementara itu, di beberapa keluarga Tiongkok tradisional banyak yang memutuskan untuk menentukan sendiri kapan bertunangan. Ini dikenal dengan proses Dinghun yang berarti persetujuan untuk menikah. Di Indonesia, Tingjing adalah prosesi lamaran, sedangkan Tinghun adalah prosesi pertunangan versi Tionghoa.

Saat prosesi Tingjing biasanya keluarga calon mempelai pria membawa seserahan untuk diberikan pada keluarga mempelai wanita. Jumlah baki hantaran atau hampers yang dibawa harus genap, antara 6 sampai dengan 12 baki. Ini sebagai simbol berpasangan. Tapi, jumlah baki seserahan tidak boleh 4 karena angka 4 dinilai memiliki makna negatif dalam bahasa Mandarin.

Biasanya untuk baki Tingjing berisi buah-buahan, kue kering, kue basah, makanan dan minuman kaleng, misoa, anggur/wine, dan banyak lagi lainnya. Namun, salah satu item yang wajib dibawa adalah kue bulan atau kue pia.

Untuk prosesi Tingjing, hantaran yang dibawa biasanya lebih ringan. Sedangkan untuk hantaran seserahan seperti kebutuhan calon mempelai perempuan seperti alat make up, tas, sepatu, dan lain-lain akan dibawa pada proses Sangjit.

Berita Lainnya