Belasan Siswi SMP di Lamongan Digunduli oleh Guru Karena Tak Pakai Ciput

Parah!

14 Siswi SMP di Lamongan Digunduli oleh Guru karena Tak Pakai Ciput (UNSPLASH)
Tue, 29 Aug 2023

Beberapa guru memiliki cara masing-masing untuk mendisiplinkan anak muridnya agar taat pada peraturan. Namun, tidak dengan guru yang satu ini, Kawula Muda.

Ramai dibicarakan, seorang guru di SMPN 1 Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur menggunduli belasan siswi sebagai hukuman anak didiknya lantaran tidak menggunakan dalaman kerudung atau ciput.

Peristiwa tersebut terjadi di SMPN Sidodadi 1 Lamongan menjelang jam pulang sekolah pada Rabu (23/08/2023).

Ilustrasi. Guru gunduli siswinya karena tidak pakai ciput di Lamongan (UNSPLASH)

Seperti yang dikutip CNN pada Selasa (29/08/2023), Kepala Sekolah SMPN 1 Sukodadi pun membenarkan hal tersebut.

"Kejadian tanggal 23 Agustus 2023, itu (saat) ketertiban. Saat di sekolah, saat pelajaran," kata Harto, Kepala Sekolah SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

Pada saat kejadian, guru berinisial EN tersebut menemukan 14 siswi di dalam kelas menggunakan kerudung namun tidak menggunakan dalaman atau ciput di dalamnya.

Melihat hal tersebut, EN lantas menghukum belasan siswi itu dengan memotong rambut mereka menggunakan mesin cukur. Hal tersebut menyebabkan kepala para siswi menjadi botak sebagian akibat digunduli.

Akibatnya, para orang tua murid tidak terima dan mengajukan protes, Kawula Muda.

Melalui mediasi yang digelar oleh pihak sekolah, wali murid dan guru pelaku penggundulan itu sepakat saling memaafkan. EN pun telah mengaku perbuatannya salah.

Meski begitu, kejadian yang menjadi viral ini diketahui menyebabkan guru EN terkena sanksi. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif. 

"Kami sudah tarik dan stafkan di Diknas, tidak lagi mengajar," kata Munif.

EN pun ditarik oleh Dinas Pendidikan Lamongan dan dilarang mengajar di SMPN 1 Sukodadi hingga waktu yang belum ditentukan.

Diketahui, pihak sekolah mengungkapkan jika tidak ada aturan yang mewajibkan siswi harus mengenakan ciput di SMPN 1 Sukodadi, Kawula Muda.

"Enggak ada (aturan menggunakan ciput) itu untuk ketertiban saja," ujar Harto.

Saat ini, pihak sekolah sedang berupaya mencari psikolog untuk mendampingi siswi-siswi yang digunduli tersebut. Pihak sekolah berharap anak-anak didiknya itu tak trauma berkepanjangan.

Berita Lainnya