Caleg di Bondowoso Nekat Jual Ginjal Demi Biaya Kampanye Rp300 Juta

Waduh, ko bisa sampe kaya gini ya, Kawula Muda

Ilustrasi Caleg jual ginjal (ISTOCK)
Wed, 17 Jan 2024


Seorang caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Bondowoso, yakni Erfin Dewi Sudanto mendadak viral lantaran nekat menjual ginjalnya untuk biaya kampanye pada Pemilu 2024 ini.

Erfin sendiri maju di Dapil I Bondowoso (Kecamatan Kota, Tenggarang, dan Wonosari).

Pria yang mendapatkan nomor urut 9 ini mengungkapkan alasannya terkait menjual ginjal untuk biaya kampanye, Kawula Muda.

Langkah Erfin untuk menjual ginjalnya dilakukan dengan cara door to door atau menawarkan kepada warga yang ditemuinya. Bahkan melalui aplikasi sejumlah pesan singkat juga dipakai untuk menjajakan ginjalnya.

Menurut Erfin, dirinya terpaksa menjual ginjal lantaran kondisi demokrasi di Indonesia yang memprihatinkan.

"Langkah ini terpaksa saya lakukan. Sebab, saya melihat kondisi demokrasi di Indonesia saat ini memprihatinkan," ungkap Erfin dikutip dari Detik.com, Rabu (17/1/2024).

Selain itu, Erfin juga mengaku bahwa menjadi kontestan pemilu berarti harus siap merogoh kocek yang tak sedikit.

Erfin Dewi Sudanto caleg yang menjual ginjalnya untuk biaya kampanye pada Pemilu 2024 (Istimewa).

Erfin kemudian mendapatkan informasi, bahwa seorang caleg, paling tidak perlu memiliki uang sebesar Rp300 juta untuk kepentingan kampanye.

"Saya sudah tanya kanan kiri ke caleg lainnya. Untuk caleg pertama, minimal katanya segitu (Rp300 juta). Maka, saya harus nyiapkan segitu," imbuhnya.

Dana itu mencakup pembuatan alat peraga kampanye berupa spanduk, baliho, poster dan sejenisnya hingga penggalangan suara.

Lebih lanjut, Erfin bahkan terang-terangan menyebutkan bahwa warga hanya akan memilih caleg yang memberikan uang, paling tidak Rp.50.000 untuk satu suara.

"Konstituen itu sekarang sudah pintar-pintar. Kalau hanya janji, tapi tak ada uangnya tak akan dipilih. Saya sudah turun ke masyarakat. Minimal butuh lima puluh ribu untuk dapat satu suara," kata Erfin yang juga mantan kepala desa.

Hingga saat ini belum ada tanggapan atau yang menawar berapa harga ginjalnya. Namun, upaya itu tetap dilakukan Erfin agar segera terealisasi.

Berita Lainnya