Ilmuwan Temukan Varian Covid-19 Deltacron, Diduga Gabungan dari Delta dan Omicron

Yah.... semoga pandemi cepet kelar aja deh

Ilustrasi virus corona. (FREEPIK)
Sun, 13 Mar 2022

Ilmuwan baru saja menemukan varian terbaru Covid-19 yang diduga merupakan mutasi dari varian Omicron dan Delta, serta telah tersebar di Eropa dan Amerika Serikat. 

Dikutip dari Live Science dan CNNIndonesia, nama tidak resmi varian tersebut adalah Deltacron. Adapun varian tersebut dikonfirmasi berdasarkan pengurutan genom yang dilakukan para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection, Marseille, Prancis. Penelitian tersebut juga telah diunggah lewat jurnal medRxiv, Selasa (08/03/2022). 

Ilustrasi virus. (UNSPLASH)

 

GISAID menemukan varian tersebut telah beredar sejak Januari lalu dan telah ditemukan di Belanda serta Denmark. Adapun jurnal tersebut menegaskan varian Deltacron telah terkonfirmasi juga di Perancis. 

Penggabungan kedua varian tersebut disebut merupakan proses rekombinasi. Proses tersebut muncul ketika dua varian virus menginfeksi pasien secara bersamaan dan bertukar genetik sehingga menciptakan keturunan baru.

"Kami telah mengetahui bahwa peristiwa rekombinan dapat terjadi, pada manusia atau hewan, dengan berbagai varian #SARSCoV2 yang beredar. Perlu menunggu eksperimen untuk mengetahui sifat-sifat virus ini. Pentingnya pengurutan, analitik & berbagi data yang cepat saat kita menghadapi pandemi ini," tulis kepala ilmuwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Soumya Swaminathan dikutip lewat akun Twitter pribadinya @doctorsoumya, Minggu (13/03/2022). 

Deltacron dicurigai memiliki tulang punggung yang berasal dari varian delta serta protein lonjakan dari omicron. 

via GIPHY

Walaupun begitu, ilmuwan berharap penemuan tersebut tidak membuat kepanikan masyarakat. Hal itu dikarenakan belum adanya bukti-bukti yang menyimpulkan apakah varian tersebut dapat berkembang biak secara cepat atau tidak.

Dikutip dari CNNIndonesia, ahli virus di Institut Pasteur Inggris, Etienne Simon-Loriere, mengatakan analisis genome dari varian tersebut tidak menunjukkan akan adanya fase baru pandemi. Hal itu dikarenakan permukaan virus yang sangat mirip dengan Omicron sehingga tubuh diyakini akan mengenalinya sebagai Omicron. 

Stay safe ya, Kawula Muda! 

Berita Lainnya