Pengumuman! Mulai 10 November 2022, SD dan SMP di Surabaya Bebas PR

Hai Kawula Muda, asik banget ya kalau sekolah enggak ada PR.

Ilustrasi buka dan bola dunia untuk belajar di sekolah. (FREEPIK)
Fri, 21 Oct 2022


Mulai 10 November 2022, bersamaan dengan Hari Pahlawan yang erat kaitannya dengan perjuangan rakyat Surabaya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan membebaskan pelajar SD dan SMP dari Pekerjaan Rumah (PR).

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, kebijakan ini diambil untuk mengurangi beban siswa selama di rumah.

Dengan dihapuskannya PR, diharapkan para siswa bisa menggunakan waktunya untuk melakukan aktivitas lain yang bisa membentuk karakter seperti membantu orang tua atau mengaji.

Selain itu, di sekolah pun akan diberikan pendidikan karakter, seperti cara menyelesaikan masalah dengan temannya.

Selain pembebasan PR, jam pembelajaran di sekolah pun akan disesuaikan oleh sekolah masing-masing. Untuk pendidikan karakter hanya akan diberlakukan sampai jam 12 siang.

Sekolah tatap muka di SMPN 1 Surabaya. (SURABAYA.GO.ID)

 

Pro kontra dari orang tua murid

Terhadap kebijakan Pemkot Surabaya ini, sebagian besar orang tua setuju dan merasa senang dengan aturan tersebut. Apalagi sebagian pelajar sudah berada di sekolah sejak pagi hingga sore.

Dengan panjangnya waktu belajar mengajar tersebut, mereka tentu berharap segala tugas bisa diselesaikan di sekolah. Jadi, pulang ke rumah para siswa tinggal hanya untuk beristirahat.

"Setuju, karena anak saya sudah full day di sekolah. Kalau di rumah masih dikasih PR kasihan, waktu istirahatnya jadi tidak ada," ujar Catur Irawan, salah satu orang tua siswa warga Surabaya barat ini.

Warga Surabaya lainnya, yakni Daesy Anggraeni juga menuturkan hal yang sama. Ia setuju bila semua tugas di sekolah diselesaikan di sekolah, sedangkan di rumah anak bisa istirahat atau melakukan aktivitas lain.

Meskipun begitu, tidak sedikit orang tua yang juga keberatan dengan adanya kebijakan tersebut, terutama bagi yang sekolahnya tidak full day.

Anggraini, ibu dari siswa yang sekolah di SDN Manukan Kulon kelas 6 menolak jika PR dihapus. Sebab, waktu anak lebih banyak di rumah. Jika tidak diberikan PR, anak akan makin banyak bermain daripada belajar. 

Kalau menurut Kawula Muda bagaimana, setuju ada PR atau tidak ada PR?

Berita Lainnya