Rata-Rata IQ Anak Indonesia Rendah, Cuma 78,49

Katanya, peningkatan sumber daya manusianya yang masih kurang.

Ilustrasi IQ anak (UNSPLASH)
Fri, 23 Dec 2022


Kawula Muda, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut jika rata-rata skor IQ anak Indonesia termasuk rendah dari negara lain.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan IQ anak Indonesia di 2022 hanya mencapai angka 78,49. Hal ini bersumber dari low material sumber daya manusia Indonesia yang belum optimal.

"Keprihatinan tentu terasa, ketika kita lihat World Population Review menyampaikan bahwa IQ bangsa kita cukup rendah dibandingkan dengan beberapa negara lain," katanya, dilansir dari laman Republika, Jumat (23/12/2022).

Dalam data oleh World Population Review 2022, capaian rata-rata IQ anak yang mencapai 78,49 tersebut membuat Indonesia harus berada di peringkat 130 dari 199 negara.

Ilustrasi IQ anak (UNSPLASH)

Peringkat tersebut menjadi yang lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangganya seperti Laos 80,99, Filipina 81,64, Brunei Darussalam 87,58, Malaysia 87,58, Thailand 88,87, Vietnam 89,53, dan Myanmar 91,18.

Di Asia Tenggara, Singapura unggul dalam jajaran negara dengan rata-rata IQ tertinggi yaitu 105,8.

Melansir dari Tempo, 5 negara lainnya menyusul menjadi rata-rata IQ terendah, di antaranya adalah Nepal, Liberia, Sierra Leone, Guatemala, dan Cape Verde. Negara-negara ini tidak lebih dari 52,5 rata-rata IQnya.

Data lain juga menunjukkan, bahwa Indonesia perlu memperkuat pembangunan kualitas manusia yang juga terlihat di Indeks Modal Manusia (IMM). Indonesia berada di peringkat keenam di Asia Tenggara berdasarkan laporan Bank Dunia (World Bank ) 2020.

Perlunya peningkatan sumber manusia Indonesia

Menurut Hasto, rendahnya kualitas sumber daya manusia yang membawa dampak berulang dalam sirkulasi kehidupan.

Contoh yang banyak terjadi ialah perkawinan dini pada anak yang menyebabkan mereka putus sekolah, kualitas pendidikan kurang hingga menjadi stunting.

Selain itu, masalah kesehatan remaja seperti anemia, Angka Kematian Ibu (AKI) yang diiringi dengan pola kebiasaan memilih makanan instan untuk gizi anak, bisa membuat milyaran sel dalam otak tidak terbuka maksimal.

Maka dari itu, pemerintah kini mulai berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas penduduk untuk meraih Indonesia Emas pada 2045 dengan memanfaatkan peluang bonus demografi di mana usia penduduk produktif adalah usia 15-64 tahun lebih banyak dari usia lainnya yang ada dalam SGD (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).

Berita Lainnya