Hati-hati, Virus Malware Bisa Menyebar lewat Video YouTube!

Yuk, hati-hati, Kawula Muda!

Ilustrasi hacker yang mencuri data pribadi seseorang (ISTOCK)
Tue, 14 Mar 2023

Perkembangan malware di media sosial YouTube semakin mengkhawatirkan. Menurut perusahaan intelijen siber CloudSEK, pertumbuhan video yang mengandung virus malware di YouTube meningkat hingga 300% sejak November 2022.

Adapun malware tersebut bukan ditanam melalui video YouTube. Karena itu, tidak apa-apa sebenarnya jika lo ingin menonton video di YouTube. Tetapi, virus tetap bisa mengintai device lo lewat tautan di dalamnya.

Ilustrasi laptop yang mendeteksi adanya malware (UNSPLASH/ED HARDIE)

  

Namun, hal yang menjadi masalah yakni ketika lo mengeklik tautan atau link yang disematkan pada video tersebut. Pada tautan itulah, malware dapat kemudian masuk ke ke device pemutar video lo.

Mengutip Cloud Computing, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat terdapat sekitar 976 juta serangan siber sepanjang 2022. Dari jumlah tersebut, serangan malware mendominasi dengan persentase 56,84 persen. Setelahnya, terdapat juga kejahatan siber kebocoran data (information leak) dengan persentase 14,75 persen.

Jumlah tersebut sangat besar, mengingat banyak masyarakat Indonesia yang paham menggunakan YouTube dan tata cara mengunduh aplikasi lewat tautan. Selain itu, kondisi ekonomi juga kerap menjadi alasan utama seseorang memilih untuk mengunduh aplikasi berbayar secara ilegal.

Untuk memancing para penonton mengeklik tautan tersebut, bujukan yang digunakan oleh para penjahat tersebut yakni dengan membuat ‘video tutorial’. Biasanya berkisar cara mengunduh aplikasi berbayar yang populer, seperti Premiere Pro, Autodesk, AutoCAD, hingga berbagai aplikasi Adobe. 

Video tersebut bisa saja berupa rekaman layar yang memberikan informasi langkah satu per satu untuk dapat mengunduh aplikasi tersebut secara gratis. Namun, hal itu bisa saja bukanlah rekaman yang sesungguhnya, Kawula Muda!

Seiring dengan perkembangan artificial intelligence (AI), para pelaku penyusup malware tersebut dapat membuat video palsu yang realistis untuk memandu penonton dalam proses tutorial. Hal itu semata-mata agar isi video terlihat meyakinkan. 

Ilustrasi pembuatan video dengan menggunakan AI (UNSPLASH/KEVIN KU)

 

Adapun malware yang disisipkan pada tautan bisa berupa malware info stealer. Mereka dapat menembus sistem pengguna dan mencuri berbagai informasi pribadi seperti kata sandi, detail pembayaran, hingga data sensitif lainnya. Biasanya, malware tersebut berupa Vidar, RedLine, hingga Raccoon, Kawula Muda! 

Lebih lanjut, YouTube memiliki sekitar 2,5 miliar pengguna per bulannya CloudSEK pun menemukan bahwa 5 dari 10 video berbahaya tersebut dapat diunggah setiap jam. Hal itu sebagai tali pengaman apabila terdapat video lainnya yang diturunkan oleh YouTube. 

Sayangnya, penjahat pencuri informasi tersebut pintar, Kawula Muda! Untuk mengelabui YouTube, mereka kerap mengoptimalkan SEO agar dapat menjadi video yang direkomendasikan. Mereka pun dapat menggunakan layanan pemendekan tautan seperti bit.ly atau MediaFire agar semakin sulit terlacak. 

Berita Lainnya