Misteri Keberadaan Otak Einstein yang Dicuri dan Dipotong untuk Diteliti

Agak ngeri ya curantak (pencurian otak) gitu

Ilustrasi otak (UNSPLASH/ROBINA WEERMEIJER)
Sun, 01 Jan 2023

Menjadi salah satu orang paling pintar di dunia tampaknya tidak selalu dihargai dengan baik. Hal itu pun dirasakan oleh fisikawan ternama Albert Einstein. 

Paska kematiannya, otak fisikawan tersebut diperlakukan secara tragis. Sebut saja dicuri, dipotong-potong, diteliti separuh-separuh, tetapi tetap tidak memiliki hasil yang jelas. 

Ilustrasi teori relativitas yang ditemukan Albert Einstein (ISTOCK)

 

Einstein merupakan penemu teori relativitas. Meninggal di usia 76 tahun pada 18 April 1955, jasadnya langsung dikremasi. Hal itu pun sesuai dengan keinginan Einstein yang tidak ingin tubuhnya dipelajari ataupun dipuja-puja. 

"Dia telah meninggalkan instruksi khusus mengenai jenazahnya: dikremasi, dan menyebarkan abunya secara diam-diam untuk mencegah para penyembah yang mengidolakannya," tulis Brian Burrell dalam bukunya pada 2005, Postcards from the Brain Museum, seperti dikutip dari National Geographic.

Namun, hal itu tidak dipatuhi oleh ahli patologi rumah sakit Princeton, Thomas Stoltz Harvey. Ia mencuri otak milik Einstein sebelum dikremasi dan bahkan memotongnya menjadi 240 bagian. 

Saat itu, Harvey keluar dari pekerjaannya dan pergi ke Philadelphia. Ia ingin melakukan penelitian secara serius dan mendalam untuk menemukan ‘sesuatu yang luar biasa’ pada otak Einstein secara fisik. 

Ilustrasi teori fisika (ISTOCK)

 

Potongan tersebut pun berupa irisan jaringan ultra tipis, bahkan tak lebih dari setengah lebar rambut manusia. Selain itu, ia juga mengambil beberapa foto dari berbagai sudut otak Einstein sebelum dibedah. 

Sebagian besar potongan tersebut ia simpan sendiri selama 40 tahun. Sementara itu, bagian lainnya didistribusikan ke berbagai ilmuwan Amerika dan Kanada untuk menelitinya lebih lanjut. 

Kini, terdapat 170 bagian yang dikembalikan ke University Medical Center of Princeton dan 46 bagian dipajang di Museum Sejarah Medis Mutter di Philadelphia. Namun, masih banyak potongan tersebut yang hilang dan tidak ditemukan hingga kini.

“Ketika fakta terungkap beberapa hari kemudian, Harvey berhasil meminta restu dari putra Einstein, Hans Albert, dengan ketentuan yang sekarang sudah dikenal bahwa penyelidikan apa pun akan dilakukan semata-mata untuk kepentingan sains," tulis Burrell. 

Kini, para ilmuwan diperbolehkan untuk melihat otak sang jenius apabila memberikan proposal menarik terkait penelitian kepada Pusat Medis Universitas Princeton. 

Berita Lainnya