Mixue, Modal Awal dari Uang Nenek sampai 'Menjajah' Indonesia

Kawula Muda, apa menu favorit lo di Mixue?

Ilustrasi Es Krim Mixue, Sukses Viral di Indonesia (INSTAGRAM/mixueindonesia)
Wed, 28 Dec 2022


Kawula Muda, keberadaan Mixue sebagai gerai es krim bisa dikatakan cukup pesat perkembangannya di Indonesia. Tak jarang, Warganet mengatakan bahwa Indonesia telah ‘dijajah’ oleh Mixue, mengingat kehadirannya yang menjamur, bahkan cukup berdekatan antara satu dengan yang lain.

Keberhasilan Mixue hampir di setiap daerah bukan tanpa alasan, Kawula Muda. Selain karena harganya yang terbilang murah, rasanya yang enak, branding dan packaging Mixue dapat merepresentasikan sesuatu yang elegan, sehingga Mixue berhasil mencuri hati para penikmat es di Indonesia.

Tidak hanya es krim, Mixue menyediakan berbagai pilihan produk pencuci mulut dengan harga yang murah (INSTAGRAM/mixueindonesia)

Namun, tahukah jika Mixue awalnya dibangun dari modal yang dipinjam seorang mahasiswa tahun keempat dari neneknya? Yes, sosok pendiri Mixue adalah Zhang Hongchao, mendirikan Mixue ketika masih berstatus sebagai mahasiswa dengan modal yang ia pinjam untuk memulai bisnis pada tahun 1997, Kawula Muda.

Pada awalnya, Hongchao bekerja sambilan di toko es serut selama musim panas. Dalam pekerjaan paruh waktunya tersebut, dia menemukan peluang dan memiliki ide untuk memulai bisnisnya sendiri.

Mengutip FoodTalks, kala itu Hongchao hanya bermodalkan uang 4.000 Yuan atau sebesar Rp 9 juta Rupiah untuk membangun bisnisnya yang ia pinjam ke neneknya.

Setelah lulus kuliah, ia kembali ke Zhengzhou dan menemukan tempat yang tepat untuk mendirikan bisnis es serutnya. Dimulai dari gerai kecil, karena modal yang dimiliki pun cukup kecil. Bahkan, mesin es serut dirakit sendiri oleh Hongchao, loh. 

Produk utama toko ini yaitu es serut, es krim, dan smoothies. Setelah bisnis berangsur-angsur membaik, ia mulai menjual teh susu di toko.

Meski berkembang pesat dan berhasil meraup keuntungan hingga 100 Yuan per hari, Hongchao juga pernah mengalami kegagalan hingga toko pertamanya harus ditutup. Tapi, ia berhasil memulai bisnis kembali di tahun selanjutnya dengan nama Mixue Bingcheng. 

Hongchao juga dinilai pintar dalam mencari peluang. Sebut saja di tahun 2006, jenis es krim baru dari Jepang bermunculan di Zhengzhou dengan bentuk obor karena bertepatan dengan Olimpiade Beijing 2008. 

Akibatnya, harga es krim di China yang semula satu atau dua Yuan, naik lima atau sepuluh kali lipat. Hongchao menjadikan ini sebagai resep keberhasilan Mixue, yaitu harganya yang sangat kompetitif. Ketika toko lain menjual es krim sekitar 10 yuan, Mixue hanya menjualnya dengan 2 yuan saja. Akibatnya, Bisnisnya berkembang pesat sejak toko dibuka, dan sering terjadi antrean panjang di depan pintu.

Rahasia sukses Mixue tidak hanya Hongchao yang selalu melihat peluang, Kawula Muda. Kesuksesan Hongchao mengembangkan bisnis juga tidak lepas dari rahasianya, yaitu menggunakan bisnis waralaba, mengalihkan bisnis keluarga menjadi manajemen profesional, pinjaman tanpa bunga kepada pewaralaba, ekspansi ke luar negeri dengan menyesuaikan budaya lokal, dan bertahan dengan harga murah.

Hingga kini, mengutip CNBC, Mixue telah membuka 20.000 outlet di China. Di luar negeri, jumlah outlet Mixue sendiri sudah melebihi 10.000 lokasi.

Tidak hanya gerai, Mixue juga mengoperasikan pabrik bahan baku sendiri termasuk 5 pusat pergudangan dan logistik regional.

Kini, valuasi seluruh bisnis Mixue diperkirakan mencapai 3,17 miliar US Dolar, Kawula Muda!

Berita Lainnya