Survei Sebut 47 Persen Orang Indonesia Lampiaskan Stres dengan Makanan

Sedangkan 53 persen lainnya adalah mindful eater

Ilustasi 47 persen orang Indonesia lampiaskan stres dengan makanan (Unsplash)
Tue, 06 Feb 2024


Sebanyak 47 persen orang Indonesia disebut suka melampiaskan stres dengan makanan, atau perilaku emotional eating, Kawula Muda.

Hasil ini ditemukan dalam sebuah survei bertajuk "Mindful Eating Study" yang diinisiasi oleh Health Collaborative Center (HCC). Survei tersebut mengungkapkan bahwa 47% responden orang Indonesia kerap mengatasi stres dengan makanan.

Peneliti utama, yakni Ray Wagiu Basrowi, menjelaskan temuan menarik ini dalam sebuah konferensi pers di restoran Beautika, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2024).

"[Temuannya] yang emotional eater 47 persen. Artinya, kalau ketemu 10 orang, 4-5 orang pasti ada yang perilakunya emotional eating," ujar peneliti utama riset Ray Wagiu Basrowi.

Riset yang dilakukan lewat survei daring dengan metode random sampling rapid-response.

Sebanyak 1.158 responden dari 20 provinsi, dengan usia beragam antara 20-59 tahun. Mereka kemudian diminta menjawab tiga paket kuesioner dari Mindful Eater Questionnaire (Frandson, 2009), Emotional Eater Questionnaire (Garaulet, 2013), dan PPS Questionnaire for Perceived Stress Scale.

Ilustasi 47 persen orang Indonesia lampiaskan stres dengan makanan (Unsplash)

Lewat survei tersebut, menghasilkan 53 persen responden adalah mindful eater, sedangkan 47 persen sisanya adalah emotional eater.

Lebih rinci, sebanyak 49 responden dengan emotional eating berusia kurang dari 40 tahun. Sementara mereka para mindful eater berusia lebih tua antara 40-60 tahun.

Riset tersebut menyoroti adanya kecenderungan masyarakat Indonesia untuk mencari kenyamanan dalam makanan ketika dihadapkan pada situasi stres.

Ray Wagiu Basrowi kemudian menjelaskan mindful eating merupakan model perilaku makan yang mampu mengelola kebiasaan makan dengan baik.

Ray mengatakan bahwa orang makan dengan penuh kesadaran bahwa makanan dikonsumsi untuk membawa dampak kesehatan. Oleh karenanya, makan tidak buru-buru dan fokus.

"[Orang yang punya] kebiasaan makan penuh perhatian (mindful) itu ternyata status kesehatannya jauh lebih bagus, fisik, dan mental seimbang, bisa menurunkan risiko penyakit metabolik," ungkap Ray.

Sedangkan, emotional eating merupakan model perilaku makan tapi tanpa kesadaran akan nutrisi atau dampaknya untuk kesehatan.

Seseorang, misalnya, merasakan stres pekerjaan lalu mencari makanan untuk membuatnya lebih tenang. Tak hanya makan besar, Kawula Muda, ngemil sambil mengerjakan pekerjaan juga termasuk perilaku emotional eating.

Jadi, lo termasuk mindful eating atau emotional eating?

Prambors News sekarang bisa didengerin di Spotify, Kawula Muda. Lo bisa search Prambors News di Spotify buat bisa dengerin berita dengan konsep yang beda.

Berita Lainnya