Ibu-Ibu Demo Sistem PPDB Zonasi Pakai Seragam Sekolah sambil Bawa Panci

In The Power of Emak-emak We Trust!

Aksi Demo Sistem PPDB Zonasi Ibu-Ibu Di Depan SMAN 3 Kota Bogor (LIPUTAN6)
Wed, 26 Jul 2023

Sekumpulan ibu-ibu melakukan aksi demo di depan SMAN 3 Kota Bogor dengan membawa panci dan centong, terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/07/2023).

Diketahui, aksi demo yang dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas Pendidikan di Indonesia terutama di Kota Bogor akibat banyaknya dugaan kecurangan proses PPDB zonasi.

Dilansir dari Liputan6, seorang perwakilan orang tua dari anak yang tidak diterima di SMAN 3 Kota Bogor, Aprilda Dasa mengatakan, “Banyak sekali siswa yang tidak diterima di sekolah, salah satunya anak saya. Padahal rumah saya ada di kecamatan yang sama,”

Aksi demo yang dilakukan oleh ibu-ibu pagi ini cukup ramai dihadiri massa aksi, seperti yang bisa dilihat melalui sebuah video Instagram yang diunggah oleh @officialbogorkita.


Tidak hanya membawa panci dan centong, mereka melakukan aksi demo tersebut dengan ada yang memakai seragam sekolah SMA, putih dan abu-abu.

Mereka juga membunyikan panci dengan mengetuk-ngetuk menggunakan centong maupun tutup panci, yang membuat bunyi tersebut beradu dengan suara orator dari mobil komando.

Atty Soemadikarya selaku orator aksi demo sekaligus anggota DPRD Kota Bogor menyatakan telah banyak menerima keluhan dari sejumlah orang tua atau wali murid terkait hasil PPDB. Protes yang diterima didominasi oleh penerimaan di tingkat SMA.

“Banyak bukti (kecurangan) yang bisa saya pertanggung jawabkan secara hukum. Ada pelanggaran dari Peraturan Gubernur, salah satunya belum satu tahun menetap di suatu wilayah, tapi diterima di SMAN 3 dan sekolah negeri favorit lainnya di Kota Bogor,” ucap Atty.

Aksi Demo Sistem PPDB Zonasi Ibu-Ibu Di Depan SMAN 3 Kota Bogor (TIKTOK/redaksirekam24)

 

Berdasarkan masalah tersebut, Atty meminta pemerintah untuk mengevaluasi PPDB zonasi dengan segera karena sudah menimbulkan banyak masalah di ranah pendidikan, seperti pelanggaran atas pemalsuan data keluarga sampai banyak siswa berprestasi yang terpaksa masuk sekolah swasta dengan biaya yang besar.

“Banyak oknum yang bermain di dalamnya. Sistem zonasi ini harusnya mengutamakan warga terdekat dan lewat jalur afirmasi harus mengutamakan dulu rakyat kurang mampu," lanjut Atty

Selain itu, Dwi Suhartini selaku Kepala Sekolah SMAN 3 Kota Bogor membuka suara bahwa pihak sekolah hanya menerima nama-nama para calon peserta didik baru yang tercantum sesuai data. Terkait aksi demo tersebut, Dewi akan berkoordinasi dengan pimpinan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II.

Berita Lainnya