Jembatan LRT Tercatat Dapat Rekor Muri, Ternyata Salah Desain

Wakil Menteri BUMN buka suara soal pembangunan jembatan LRT

Longspan LRT (INSTAGRAM/jokowi)
Thu, 03 Aug 2023

Jembatan lengkung atau longspan LRT sempat menuai pujian dan mencatat catat Rekor Muri sebagai Jembatan terpanjang di Indonesia, namun mendapat kritikan salah desain  dari Wakil Menteri (Wamen) BUMN.

Berdasarkan rancangan dan panjang long span LRT yang begitu presisi, jembatan ini sempat menuai pujian dari konstruksinya dikerjakan secara langsung oleh pada engineer anak bangsa Indonesia, yaitu BUMN Karya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Dibalik pujian dan pencatatan rekor muri tersebut, nyatanya long span LRT itu dianggap salah desain oleh Wakil Menter BUMN, Kartika Wirjoatmodjo atau disapa Tiko dalam acara InJourney Talks pada Selasa (01/08/2023).

Longspan LRT (INSTAGRAM/rfkyw)

 

“Itu salah desain karena dulu Adhi sudah bangun jembatannya, dia nggak ngetes sudut kemiringan keretanya. Jadi sekarang kalau belok harus pelan sekali, karena harusnya lebih lebar tikungannya,” Ucap Tiko.

“Kalau tikungannya lebih lebar dia bisa belok sambil speed up, karena tikungannya sekarang udah terlanjur dibikin sempit, mau nggak mau keretanya harus jalan hanya 20 km/jam, pelan banget,” lanjut Tiko.

Secara teknis, hal tersebut memang akan mempengaruhi kecepatan kereta LRT Jabodetabek menjadi melambat saat melewati long span LRT, karena jika LRT tidak melambatkan kecepatannya sebelum memasuk jalur long span, maka berpotensi meningkatnya kecelakaan.

Sebelumnya, long span LRT dibangun dengan sepanjang 148 meter, di atas flyover Tol dalam kota yang ada di ruas Kuningan, Jakarta Selatan. 

Selain itu, jembatan tersebut memiliki radius lengkungan sebesar 115 meter dengan berat beton seberat 9.688,8 ton dan proses pembangunannya dilakukan dengan metode balance cantilever atau struktur bangunan memanfaatkan efek keseimbangan, sehingga mampu membuat bangunan berdiri dan menahan beban yang sangat berat tanpa penopang sementara.


Sayangnya, karena ada kekurangan berkomunikasi antar pihak yang membangun sarananya, bangunan ini jadi slah desain, Kawula Muda. Toki juga sempat menerima keluhan dari Siemens karena, spesifikasi kereta antara satu dengan yang lain berbeda-beda.

“Siemens suatu hari call meeting, komplain sama saya. Pak ini software-nya naik cost-nya, kenapa, spek keretanya INKA ini baik dimensi, berat maupun kecepatan dan pengeremannya berbeda-beda satu sama lain. Jadi 31 kereta beda spec semua, jadi software-nya mesti dibikin toleransinya lebih lebar supaya bisa meng-capture berbagai macam spek tadi itu,” ucap Tiko.

Saat ini para pihak yang terkait sedang mencari titik terang untuk menetapkan percepatan kereta LRT saat melintasi jalur tersebut sehingga tidak menimbulkan potensi peningkatan kecelakaan, terlebih berdampak kepada pengguna LRT.

Berita Lainnya