Korea Selatan Berikan Rp 7 Juta per Bulan untuk Remaja Kesepian

Anak muda yang kesepian di sana, bakal dikasih uang tiap bulannya.

Pemerintah Korea Selatan akan bagikan dana setiap bulan kepada anak muda yang kesepian (UNSPLASH)
Mon, 17 Apr 2023


Pemerintah Korea Selatan (Korsel) memutuskan untuk memberikan dana kepada anak muda yang kesepian atau "jomblo" dan merasa terasing. Menurut pemerintah, hal ini adalah upaya agar mereka bisa bersosialisasi pada masyarakat lain.

Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga akan memberikan dana sampai 650 ribu won atau sekitar Rp 7,3 juta per bulan untuk warga Korsel berusia 9-24 tahun yang kesepian, Kawula Muda.

Uang bulanan ini akan diberikan kepada anak muda yang jomblo dan tertutup dengan usia dari 9 sampai 24 tahun. Dengan catatan, mereka tinggal dalam rumah tangga berpendapatan nasional di bawah rata-rata atau sekitar 5,4 juta won per bulan untuk rumah tangga yang terdiri dari empat orang.

Pemerintah Korea Selatan akan bagikan dana setiap bulan kepada anak muda yang kesepian (UNSPLASH)

Melansir dari CNN Indonesia, Senin (17/04/2023), berdasarkan data Kementerian Gender dan Keluarga, sekitar 3,1 persen orang Korea yang berusia 19 sampai 39 tahun adalah anak muda kesepian yang tertutup.

Selain itu, masyarakat kesepian yang memiliki umur itu juga dikategorikan hidup dalam "ruang terbatas, dalam kondisi yang tersisih dari dunia luar selama waktu tertentu, dan sulit menjalankan kehidupan normal."

Di Korsel terdapat jumlah anak muda yang masuk dalam kategori sebanyak 338 ribu orang, dengan 40 persen mulai terisolasi di masa remaja.

Menurut pemerintah, ada faktor yang menyebabkan mengapa mereka mengalami hal tersebut, yakni kesulitan keuangan, penyakit mental, dan masalah keluarga atau tantangan kesehatan.

Bagi anak muda yang ingin mendapatkan uang tersebut harus mengajukannya di pusat kesejahteraan pemuda dengan wali dan guru mereka juga dapat mendaftar atas nama anak muda tersebut.

"Pemuda yang tertutup dapat memiliki pertumbuhan fisik yang lebih lambat karena gaya hidup yang tidak teratur dan nutrisi yang tidak seimbang," kata kementerian tersebut.

"Kemungkinan besar akan menghadapi kesulitan mental seperti depresi karena kehilangan peran sosial dan adaptasi yang tertunda," tambahnya.

Pemerintah Korsel juga pernah mengambil studi kasus tentang salah satu mahasiswa yang mengalami masalah mental dan kesulitan bersosialisasi.

Mereka berusaha keras untuk beradaptasi dengan kehidupan kampus namun akhirnya memilih tidak pergi kuliah.

Berita Lainnya