Malaysia Salahkan Indonesia, Kabut Asap Karhutla RI Lewat Batas Negara

Semoga kemarau panjang cepat selesai

Lahan terbakar di Kalimantan Tengah pada 2022 (BPBD Kabupaten Sukamara/BNPB)
Mon, 02 Oct 2023


Malaysia menuding penyebab udara di Negeri Jiran tercemar kabut asap dan polusi akibat dari asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Kalimantan dan Sumatera yang melewati batas negara.

Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup Malaysia, Wan Abdul Latiff Wan Jaffar mengatakan terjadi peningkatan kabut asap yang berdampak pada kualitas udara di negara tersebut.

Potret kabut asap di Malaysia (REUTERS/Samsul Said)

 

Kebakaran hutan di selatan Kalimantan dan Pulau Sumatera belakangan ini memperburuk polusi udara di pantai barat negara tersebut terutama di Sarawak, wilayah yang berbatasan langsung dengan Kalimantan.

“Kualitas udara secara keseluruhan di negara ini menunjukkan penurunan,” kata Abdul Latiff dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (29/09/2023).

Dalam pernyataan, pihak Malaysia mengatakan citra satelit menunjukkan 52 titik api kebakaran hutan di Sumatera dan 264 titik api di Kalimantan dari data yang dihimpun oleh Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) yang berbasis di Singapura.

Pihak Indonesia Membantah Polusi Udara di Malaysia Disebabkan dari Karhutla RI 

Pemerintah usul karyawan Work From Home (WFH) karena kualitas udara di Jakarta kian memburuk (BBC)

 

 

Menteri Lingkungan Hidup RI, Siti Nurbaya Bakar membantah tudingan Malaysia tersebut, Kawula Muda. 

Lewat pernyataan terpisah, Siti Nurbaya membeberkan fakta bahwa tidak ada kabut asap yang melewati batas negara.
Hal ini disampaikannya berdasarkan data terbaru dari ASMC yang menurutnya hanya menunjukkan kabut asap yang muncul di Sumatra dan Kalimantan.

“Mereka (Malaysia) mengacu pada data titik api? Apa mereka tida tahu bedanya hotspot dan firespot? Kalau tidak tahu persisnya, jangan sembarangan bicara,” kata Siti dalam keterangan dalam AFP dikutip melalui CNNIndonesia.

Menurut laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hotspot dan Firespot memiliki perbedaan, Kawula Muda. 

Hotspot adalah salah satu indikasi adanya kebakaran hutan, sementara itu firespot bisa dipastikan sebagai titik terjadinya kebakaran hutan. 

Lebih lanjut, Siti Nurbaya mengatakan tetap akan meninjau dan akan menghukum perusahaan jika pihak pemerintah menemukan kebakaran hutan di wilayah yang telah diberi izin mereka.

Singapura Juga Was-was Kena Imbas Kabut Asap

Selain Malaysia, Negara tetangga yaitu Singapura juga memberi peringatkan kepada warganya tentang kemungkinan menghadapi polusi udara yang memburuk menyusul peningkatan titik api karhutla yang terdeteksi di Sumatra dalam beberapa waktu terakhir.

Badan Lingkungan Hidup Singapura (National Environment Agency/NEA) mendeteksi kabut asap level sedang hingga pekat pada sebagian wilayah di tengah dan selatan Sumatra dalam beberapa hari terakhir.

Kabut asap itu muncul kala NEA mendeteksi sekitar 241 titik api karhutla di kawasan itu pada Rabu (27/09/2023). Keesokan harinya, NEA masih mendeteksi 145 titik api karhutla.

"Meskipun Singapura diperkirakan tidak akan mengalami kabut asap parah dalam beberapa hari mendatang, PSI (indeks standar polutan) mungkin akan memburuk jika ada perubahan mata angin," bunyi pernyataan NEA pada Jumat (29/09/2023) seperti dikutip Channel NewsAsia.

Kebakaran Hutan Kalimantan Tengah Ada di 13 Kabupaten

Sementara itu, diberitakan dalam Tempo, Senin (2/10/2023), kabut asap di Sampit, Kalimantan Tengah semakin parah sehingga menyebabkan jarak pandang pada pagi ini hanya sekitar 10 meter.

Menurut data dari Badan Penanganan Bencana dan Pemadaman Kebakaran Kalimantan Tengah, per tanggal 1 Januari hingga 1 Oktober 2023, hotspot di Kalimantan Tengah sudah mencapai 34.320 titik yang tersebar di 13 kabupaten dan satu kota dengan luas lahan terbakar total mencapai 8.991 hektare.

Berdasarkan rekap data Posko Penanganan Darurat Bencana Karhutla Kalteng, hingga 1 Oktober 2023 jumlah total kegiatan water bombing yang telah dilakukan mencapai hingga 8.279 kali, dengan jumlah air mencapai 28.654.300 liter.

Berdasarkan hasil rapat melalui konferensi video bersama BNPB, disampaikan untuk wilayah Kalteng berpotensi tumbuh awan hujan mulai 3 sampai  8 Oktober 2023. 

"Oleh karenanya dari BNPB dalam waktu dekat akan melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Kalimantan Tengah," ujar Ahmad Toyib selaku Kepala Pelaksana Badan Penanganan Bencana dan Pemadaman Kebakaran Tengah dikutip dari Tempo (02/10/2023).

Semoga hutan di Indonesia lekas membaik serta polusi udara dapat tertangani dengan cepat ya, Kawula Muda.

Berita Lainnya