Rangkuman Insiden pada Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan

Semoga anak-anak gapapa ya, Kawula Muda

Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan tuai banyak insiden dan masalah (Yonhap via REUTERS)
Wed, 09 Aug 2023

Jambore Pramuka Dunia (World Scout Jamboree) ke-25 tahun 2023 menuai banyak masalah.

Jambore yang dijadwalkan berlangsung selama 1-12 Agustus 2023 di Korea Selatan tersebut menuai beragam kontroversi dan juga sejumlah insiden yang mengenaskan.

"Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari 100 tahun Jambore Pramuka Dunia bahwa kita harus menghadapi tantangan yang begitu rumit,” kata Ahmad Alhendawi, Sekretaris Jenderal Organisasi Gerakan Pramuka Dunia melansir BBC pada Rabu, (09/08/2023).

Jambore yang menghadirkan 43.000 peserta yang tergabung dalam pramuka muda seluruh dunia ini menuai kecaman. Bahkan, seperti yang dikutip oleh CNBC melalui AP, media lokal Korea Selatan menyebutnya sebagai ‘aib nasional’.

Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan (WSJ)

Jambore secara harfiah berarti sebuah perayaan atau pesta besar yang melibatkan massa yang banyak dan riuh.

Jambore pramuka sendiri adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti jambore ranting, jambore cabang, jambore daerah, jambore nasional, jambore regional, dan jambore sedunia.

Selain itu, melansir Kumparan, jambore juga biasanya dikaitkan dengan perkemahan besar penggalang yang dititik beratkan pada kegiatan persaudaraan yang diselenggarakan di beberapa tingkat.

Kawula Muda, berikut deretan peristiwa yang terjadi di Jambore Pramuka Dunia 2023 Korea Selatan. Jambore Pramuka Dunia yang dilaksanakan selama empat tahun sekali dan acar yang kembali digelar setelah pandemi Covid-19 ini mencuri perhatian dunia.

1. Gelombang Panas Ekstrem di Jambore Pramuka Dunia 2023

Situasi Jambore Pramuka Dunia Korea Selatan yang mengkhawatirkan (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Digambarkan sebagai kamp pemuda terbesar di dunia, Jambore Pramuka Dunia 2023 sudah menemukan masalah jauh sebelum badai tropis melanda.

Tepat satu minggu sebelum acara, lokasi perkemahan diguyur hujan deras yang menjadikan tempat para anggota pramuka menjadi rawa berlumpur dipenuhi oleh nyamuk dan lalat.

Beberapa hari kemudian, gelombang panas yang mencapai 35 derajat Celsius dilaporkan terjadi pada malam pertama. Hal ini membuat banyak orang harus dirawat di rumah sakit darurat di daerah Saemangeum.

Saemangeum adalah tanah datar luas tanpa pohon yang seharusnya cocok menjadi kawasan jambore. Meski begitu, penyelenggara disebut tidak memiliki persiapan yang matang.

Bahkan, wabah Covid-19 juga menyebar ke sekitar 70 anggota pramuka.

Setelah kejadian tersebut, penyelenggara mengarahkan staf medis tambahan dan menyediakan lebih banyak tempat berteduh serta AC di lokasi, meski hal itu tidak cukup.

Para peserta juga harus tinggal di lahan Saemangeum yang disebut ‘terkutuk’, sebab menjadi tempat kematian burung migran yang tak terhitung jumlahnya dan tidak ada air.

Tidak hanya gelombang panas ekstrem, para peserta juga harus menghadapi sanitasi yang buruk, makanan busuk, dan kurangnya tempat berlindung serta privasi.

2. Tak Hanya Kondisi Alam, Para Peserta Harus Menghadapi Masalah Lain

Kondisi Jambore Pramuka Dunia Korea Selatan 2023 (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Masalah yang harus dihadapi oleh para peserta Jambore tidak cukup sampai di situ.

Setelah gelombang panas dan buruknya fasilitas yang ada, jambore tersebut harus menghadapi ancaman topan dahsyat.

Banyak pihak yang menekan agar acara jambore dibatalkan pada Sabtu lalu. 

Bahkan, media JoongAng Ilbo melaporkan jika sebagian dana digunakan oleh pegawai negeri untuk ‘perjalanan dinas’ yang membuat dana pelaksanaan jambore tersendat.

Terdapat pula kasus pelecehan seksual. Seorang pria pembina delegasi Thailand tertangkap melakukan pelecehan seksual dengan pergi ke fasilitas kamar mandi wanita dan hanya mendapat peringatan ringan dari Komite Jambore.

Meski berdalih ‘kecelakaan’, 85 peserta jambore dan pemimpin Korea Selatan mengundurkan diri dari jambore dengan mengatakan jika penyelenggara tidak berbuat cukup untuk melindungi perempuan, melansir BBC.

3. Bagaimana Keadaannya Sekarang?

1.000 bus disiapkan untuk evakuasi peserta Jambore Pramuka Dunia (AFP)

Saat ini, ribuan peserta dan relawan diangkut keluar dari perkemahan dengan 1.000 bis ke lokasi lain di sekitar Korea Selatan.

Disebutkan jika salah satu bus jatuh dan melukai tiga anggota pramuka dari Swiss yang harus dibawa ke rumah sakit.

Meski para peserta sudah dievakuasi dari lokasi kamp utama, penyelenggara jambore mengatakan jika kegiatan akan tetap dilanjutkan sampai 12 Agustus, yakni dengan tur dan program pendidikan di lokasi baru.

Kementerian kebudayaan Korea Selatan juga mengumumkan pada hari Selasa, (08/08/2023) bahwa upacara penutupan akan diadakan pada akhir minggu di Stadion Piala Dunia Seoul, bersamaan dengan konser K-pop.

Anggota legislatif Korea Selatan (Korsel) telah memberikan usul ke pemerintah untuk membujuk boy group BTS tampil pada acara Jambore Pramuka Dunia 2023. Hal ini dikarenakan demi memperbaiki nama Korsel atas gagalnya acara.

4. Indonesia ‘Bertahan’ di Jambore Dunia

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyampaikan kondisi peserta Jambore Dunia yang berasal dari Indonesia.

"Kami sejak kemarin sudah berkoordinasi baik dari ketua kontingen di sana dan KBRI. Jadi memang bisa dikatakan secara penyelenggara tuan rumah dianggap kurang persiapan, namun terkait kontingen Indonesia menurut penelusuran kami sementara masih keadaan yang tangguh dan masih ingin melanjutkan jambore," kata Dito melansir Detik.

Melansir Kompas, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan jika kondisi anak-anak muda peserta Jambore Dunia tersebut dalam kondisi sehat dan akan dievakuasi secara bertahap dari lokasi jambore di Sae Man Geum ke asrama mahasiswa di Universitas Wonkwang.

Berita Lainnya