Jamu Diajukan sebagai Warisan Budaya Non-Benda UNESCO

Karena dinilai sebagai sumbangsih Indonesia di bidang kesehatan dunia, Kawula Muda!

Jamu diajukan sebagai salah satu warisan budaya non-benda di UNESCO (UNSPLASH/Fauzan)
Fri, 18 Mar 2022


Sebagai warga Indonesia, jamu tentu tidak asing di telinga kamu. Mulai dari ibu jamu gendong yang (bisa jadi) sering lewat di depan rumahmu hingga lirik salah satu lagu tradisional, “Suwe Ora Jamu”.

Setelah puluhan tahun menemani masyarakat sebagai ‘obat rumahan’, kini pemerintah mulai mendorong jamu agar semakin dikenal di mata dunia. Pada Februari lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengumumkan telah mengajukan jamu sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO 2022.

Ilustrasi jamu (UNSPLASH/Drew Jemmett)

 

Adapun Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu bersama Gabungan Perusahaan (GP) telah secara resmi menyerahkan dokumen pendukung jamu sebagai WBTB tersebut kepada pemerintah. Adapun dokumen tersebut diberi nama Dokumen Nominasi ICH-02 dan telah disusun sejak Juni 2021. 

Tim tersebut memang mempersiapkan berbagai persyaratan yang ditetapkan oleh UNESCO sejak Juni 2021 lalu. Sebut saja hasil riset, foto, hingga video dokumenter untuk meyakinkan bahwa jamu benar-benar merupakan budaya Indonesia. 

Tim peneliti juga berkeliling ke empat Provinsi di Indonesia (Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan DKI Jakarta) untuk mewawancarai ratusan pelaku komunitas jamu. Adapun mereka turut menganalisis berbagai serat yang berisi ribuan resep jamu tradisional Indonesia. 

“Jamu itu lebih dari sekadar obat tradisional, tetapi memang ada doa di setiap racikannya,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal IV GP Jamu, Kusuma Ida Anjani dikutip dari CNNIndonesia. Memang, terminologi kata "jamu" dapat dikupas menjadi "Djampi" yang berarti obat, dan "Oesodo" yang berarti kesehatan dan doa. 

Pemerintah yang akhirnya mengajukan nominasi jamu di UNESCO tentu disambut baik oleh berbagai pelaku dan komunitas jamu Indonesia. Hal itu dikarenakan cita-cita tersebut telah diperjuangkan oleh para maestro jamu sejak 2013 lalu. 

Mereka pun berharap jamu dapat menjadi salah satu sumbangsih Indonesia dalam bidang kesehatan dunia.

Berita Lainnya