BNPB: Pemadaman Api Bukit Teletubbies Bromo Habiskan Rp 200 Juta per Jam

Sebanding tidak dengan denda pelaku tersangka?

Kebakaran Bukit Teletubbies akibat properti flare prewedding (ANTARA/irfan sanjaya)
Fri, 15 Sep 2023


Peristiwa kebakaran di Bukit Teletubbies Blok Savana di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada Rabu (06/09/2023) dikabarkan telah menghabiskan biaya sebanyak Rp 200 juta per jamnya untuk memadamkan api dengan helikopter water bombing.

Kebakaran ini disebabkan oleh pengunjung yang menyalakan flare untuk properti foto prewedding. Salah satu lima flare meletus saat dinyalakan sehingga membuat percikan api yang akhirnya membakar rumput kering di bukit tersebut.

Dilansir dari Republika, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari dalam Disaster Briefing yang diikuti secara during di Jakarta pada Senin (11/09/2023) malam, menjelaskan bahwa pelaku atau penanggung jawab wedding organizer (WO) kebakaran di Savana Bukit Teletubbies, Bromo itu telah dikenakan pidana dengan ancaman penjara dan denda maksimal Rp 1,5 miliar.

Sayangnya denda tersebut tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan untuk pemadaman api. 

"Saya cuma akan berbicara Rp 1,5 miliar. Biaya operasional water bombing itu satu sorti, satu jam sudah lebih dari Rp 200 juta dan belum tuntas saat ini mungkin (masih) kurang, karena seperti yang kita lihat di (Gunung) Arjuna saja itu operasi water bombing kita sudah lebih dari empat hari," ucap Abdul.

Pemadaman Kebakaran Bukit Teletubbies (ANTARA) 

Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu memang sudah menangkap dan memeriksa enam orang yang terlibat kejadian dan menetapkan satu tersangka utama yaitu manajer wedding organizer, Andrie Wibowo Eka Wardhana (41 tahun).

Tersangka menyebabkan kebakaran dan diketahui tidak memiliki Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi TNBTS untuk melakukan pemotretan prewedding.

Dilansir dari Detik, Tersangka, Andrie dan lima orang sebagai saksi lainnya dikabarkan telah membantah melalui penasihat hukum mereka, Mustaji bahwa mereka sudah berusaha untuk memadamkan api pertama kali dengan air minum persediaan yang tersedia saat itu. 

"Tidak benar kalau klien kami hanya menyaksikan dan berdiam atau tidak berbuat apa-apa saat kebakaran terjadi di Gunung Bromo," ucap Mustaji.

Manajer Wedding Organizer sebagai pelaku tersangka kebakaran di Bukit Teletubbies (DETIKJATIM/M Rofiq)

 

Mustaji mengungkapkan, kliennya langsung mengambil air sebanyak lima botol yang mereka bawa dari dalam mobil sebagai bentuk usaha pemadaman api.

Namun, kenyataannya api sulit dijinakkan karena angin kencang dan kondisi rerumputan sangat kering yang mempercepat penyambaran api ke area lainnya.

Berita Lainnya